Minggu, 08 Mei 2011 pukul 09:36:00
PAPUA - Pesawat Merpati Nusantara Airlines PK-MZK dengan nomor penerbangan MZ 8968 jatuh di Teluk Kamrauw, sekitar 15 mil laut dari Kaimana, Papua Barat, pukul 14.04 WIT atau 12.04 WIB, Sabtu (7/5). Sebanyak 27 orang penumpang beserta awak pesawat Merpati dinyatakan tewas.
Pesawat Merpati yang berangkat dari Sorong pukul 12.45 waktu setempat awalnya diperkirakan tiba di Kaimana pada pukul 13.55 WIT. Nahas, hingga pukul 14.00 WIT, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Purwadi Wahyu itu belum juga tiba di Kaimana. Pesawat itu membawa 21 penumpang terdiri atas 18 orang penumpang dewasa, satu anak-anak, dan dua bayi, termasuk enam orang awak Merpati (dua teknisi, dua pramugari, serta pilot dan kopilot).
"Penumpang diperkirakan tewas semua. Dari seluruh penumpang itu, 17 orang sudah teridentifikasi," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Heri Bhakti, di Jakarta, Sabtu (7/5). Hal yang sama juga diakui Dirut Merpati, Sardjono Jhony.
Kepala Bidang Perhubungan Udara Mimika, John Rettob, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima informasi jatuhnya pesawat tersebut di Kaimana. Ia menjelaskan, informasi terakhir yang diterima seluruh penumpang dan awak pesawat meninggal dunia dan sudah dievakuasi ke RSUD Kaimana. "Pesawat ditemukan pada kedalaman 30 meter di dasar laut dalam kondisi rusak. Semua penumpang dan awak pesawat ditemukan dalam kondisi meninggal dan telah dievakuasi ke RSUD Kaimana," kata John, sebagaimana dikutip Antara.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Bambang S Ervan, menyatakan pesawat jatuh di laut sekitar bandara ketika akan mendarat di landasan Bandara Utarung Kaimana, Papua Barat. "Pesawat jatuh sekitar 500 sampai 600 meter sebelum mendarat di Bandara Kaimana," kata Bambang kepada Republika, Sabtu (7/5).
Bambang belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat itu. "Tim SAR dari Kemenhub dan KNKT sudah bekerja mencari penyebab kecelakaan pesawat," kata Bambang. Diperkirakan, pesawat itu jatuh karena cuaca buruk. Kondisi ini menyebabkan jarak pandang pilot semakin pendek. Menurutnya, pesawat jatuh saat akan melakukan pendaratan.
Menurut Heri Bhakti, pihaknya belum mendapatkan laporan penyebab kecelakaan tersebut. Apalagi, kotak hitam (black box) yang berisi rekaman perjalanan pesawat hingga saat ini belum ditemukan. Dugaan sementara, saat akan melakukan pendaratan, cuaca sedang buruk disertai angin kencang. Saat akan mendarat, pilot kemungkinan kehilangan pandangan sehingga memaksakan pesawat untuk memutar. Saat itulah, pesawat diperkirakan jatuh dan rusak.
Saat ini, tim SAR tengah melakukan evakuasi terhadap para korban dan tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menuju lokasi kejadian untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
Heri menambahkan, pesawat Merpati yang jatuh itu tidak ada masalah dengan mesin. Pesawat jenis RA60 dengan nomor seri 2807 tersebut diproduksi Cina tahun 2010 dan baru menempuh waktu terbang selama 615 jam.
Dengan jatuhnya pesawat Merpati kali ini, sepanjang tahun 2011 ini, tercatat ada lima kali kecelakaan dengan jumlah korban tewas sebanyak 34 orang. Dan sejak tahun 2000-2011, ada 48 kali kecelakaan pesawat terbang, baik pesawat komersial maupun pesawat latih TNI. Adapun jumlah korban jiwa sejak 2000 hingga Sabtu (7/5) tercatat sebanyak 438 orang yang tewas. antara/c13/c06/c11 ed: syahruddin el-fikri
Data kecelakaan pesawat terbang (2000-2011)
2005 = 11 kecelakaan = 184 tewas
2006 = 2 kecelakaan = 4 luka
2007 = 8 kecelakaan = 124 tewas
2008 = 1 kecelakaan = 13 luka
2009 = 1 kecelakaan = 15 tewas
2010 = 1 kecelakaan = 1 tewas
2011 = 5 kecelakaan = 34 tewas
